Jumat, 05 Maret 2010

Kuda Kayu [Cerita dari Belanda]


Putra mahkota Amsterdam sangat menyukai drama. Ayahnya membangun sebuah gedung pertunjukan untuk Sang Putra. Setiap malam Sang Raja dan Putra Mahkota menonton para aktris dan aktor berlaga.

Suatu hari ada seorang laki-laki datang dengan sebuah kuda kayu. Dia berujar bahwa kuda kayu itu bisa membawa dia terbang.

"Coba tunjukkan!" perintah Sang Raja. Tiba-tiba kuda kayu itu mengangkat si laki-laki ke udara. Setengah jam kemudian, dia datang dengan sebatang pohon palm yang hanya bisa ditemukan tumbuh di bagian selatan kerajaan.

Sang Putra Mahkota ingin memiliki kuda kayu tersebut. Pada awalnya laki-laki tersebut menolak menjual kudanya. Namun, akhirnya dia menjual kuda kayu tersebut kepada Sang Putra Mahkota setelah Paduka Raja berjanji memberikannya uang setiap bulan.

Sang Putra Mahkota sangat bahagia. Kuda kayunya mengangkat dia ke udara. Beberapa jam kemudian, kuda itu mendarat di atas sebuah taman yang indah di sebuah istana. Sang Putra Mahkota memasuki istana tersebut. Tak ada penjaga yang melihat dia. Dalam sebuah ruangan yang cukup besar, dia melihat seorang putri cantik. Singkat cerita, akhirnya mereka jatuh cinta.

Di sisi lain, Amsterdam dan Parel sedang saling bermusuhan. Untungnya, Raja Parel adalah seorang raja yang baik. Dia menyambut hangat kedatangan Putra Mahkota Amsterdam. Beliau bahkan setuju ketika Sang Putra Mahkota memohon ijin untuk menikahi putrinya. Sayang, Putra Mahkota Amsterdam bukanlah satu-satunya orang yang ingin menikahi sang putri. Banyak putra mahkota serta raja lain yang juga ingin memperistri sang putri. Salah satunya adalah Raja Yunani. Ketika Sang Putra Mahkota membawa sang putri ke Amsterdam, Raja Yunani ini menculik sang putri. Putra Mahkota Amsterdam sangat sedih. Dia pergi mengelilingi dunia untuk mendapatkan sang putri kembali. Pada akhirnya dia sampai di Yunani.

Di Yunani, Sang Putra Mahkota mendengar bahwa di sana ada seorang putri yang sedang sakit di istana. Sang putri jatuh sakit dari pertama kali dia tiba di istana tersebut. Hal itu membuat sang Raja Yunani sedih karena dia ingin memperistrinya. Sang Putri telah menderita sakit selama tiga tahun.

Sang Putra Mahkota Amsterdam berpura-pura menjadi seorang tabib. Dia pergi menemui Sang Raja dan berjanji bisa menyembuhkan sang putri. Setelah melihat sang putri, dia tahu bahwa itu adalah Putri Parel. Sang Putra Mahkota Amsterdam ini meminta kepada setiap orang yang ada di situ untuk meninggalkan dirinya dan sang putri sendirian di dalam ruangan. Sang putra berkata pada sang putri, "Aku akan membawamu keluar dari sini."

Tiga hari kemudian, dia menyatakan bahwa sang putri telah sembuh. Raja Yunani sangat gembira, sehingga tatkala Sang Putra Mahkota ingin bermain pertunjukan drama, sang raja setuju saja. Waktu itu, Sang Putra Mahkota membawa kuda kayunya. Untuk mengawali pertunjukan drama, dia menggandeng tangan sang putri mengitari panggung. Setelah babak ketiga, mereka dengan cepat mengangkat kuda kayunya. Kuda itu membawa mereka jauh ke angkasa.

Sang Putra Mahkota membawa sang putri ke Amsterdam. Keduanya menikah di sana. Setelah pernikahan itu, Amsterdam dan Parel mendeklarasikan perdamaian antara dua kerajaan.

By: Nanik Hendrawan

Rabu, 03 Maret 2010

Brain Cancer alias Kanker Otak

Ada berbagai penyebab, yakni:
a. Genetik [keturunan]
b. Pernah mengalami trauma benturan
c. Pola hidup
d. Bahan karsinogenik seperti minyak goreng yang dipakai berulang-ulang
e. Radiasi [bahan-bahan kimia]
Gejalanya antara lain sebagai berikut:
a. perubahan mental ringan (psikomotor asthenia), seperti mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, serta mungkin juga ditemukan adanya ansietas dan depresi;
b. nyeri kepala
c. muntah

Selasa, 02 Maret 2010

Nanik - Speaks Her Mind... :-)

Nanik - memohon maaf pada mereka yang belum pernah kubalas budi baiknya baik material maupun spiritual.
Nanik - memohon ampunan karena telah menjadi orang yang tolol dan lalai akan kewajiban untuk berterima kasih [Kau bodoh, tak punya sensitivitas, tak tahu terima kasih...].
Nanik - terus berusaha untuk tidak mengukur baju di badan sendiri [dan berharap kalian melakukan hal yg sama], mencoba 'bagaimana seandainya aku berada di posisi yang sama?'
Nanik - teringat ketika ngobrol dengan teman kuliah, Monica Aprilia Kartikasari, bahwa apa yang dilakukan setiap orang tidak pernah salah, karena mereka punya alasan mengapa mereka melakukan itu. Bahkan maling ayam pun enggak salah, karena dia terjepit tak bisa menghidupi anaknya dengan cara halal. [aku tahu hal ini pasti akan menjadi pro & kontra...tapi -katanya- tak seharusnya kita menghakimi orang lain bila belum jelas...hmmm bijak juga, ya...^_^]
Nanik - hanyalah perempuan biasa yang punya hati dan perasaan, yang kan merasa sakit bila separuh jiwanya pergi [Anang bangetttt], dan kan berontak bila separuh nafasnya teraniaya.
Nanik - tidak pernah ingin mengingat kebaikan masa lalu yang telah terberikan kepada orang yang membutuhkan. Biarlah waktu yang kan menjawab.
Nanik - percaya Tuhan menggunakan mata dan telinga Nya untuk melihat dan mendengar.
Nanik - tak pernah berharap jadi wanita takabur dan mengabaikan semua nasihat suami.
Nanik - mohon bimbinganMu ya Allah. Kuatkan ikatan cinta kami, karena hanya kuasa Mu yang mampu menjadikan aku tegar atas segala yang terjadi. Aku ingin melihat proses dan bukan semata-mata hasil. Aku ingin menjadi orang yang humble dalam segala hal dan bukan wanita pengumbar hawa nafsu dan amarah setiap saat. Aku belum mampu untuk semua itu. Aku benar-benar butuh Engkau, Ya Rahman, Ya Rahiim.
Nanik - confessed, mungkin kalian tidak pernah tahu, bahwa diam-diam aku menuliskan pada greeting di handphone ku 'hatimu bagai latifa hana'. Someday you will know what i mean...

Thanking you with big hug :-)

Pengikut