Dia bangun lebih awal. Mungkin sekitar jam empat pagi. Setelah mandi dan solat Subuh, dia membangunkan aku dari tidur. Jam setengah lima lebih. Aku menguap dan masih nemplok di bantal, nggelesot di kasur. “Mas, kenapa pagi sekali, sih? Masih ngantuk “. Namun, akhirnya aku memaksa juga untuk beringsut dari pembaringan setelah berjuang keras melawan rasa kantuk yang begitu hebat.
Setelah mempersiapkan beberapa baju dan perangkatnya serta make up ala kadarnya, aku segera menyambar handuk dan menuju ke kamar mandi. Lumayan buru-buru. Setelah solat Subuh, aku merapikan diri,pake T-shirt plus cardigan hitam dan jeans. Tak lupa pula aku persiapkan MP5 dan kamera bila mungkin di tengah-tengah travelling, kami bisa menemukan moment-moment bagus untuk diabadikan.
Tepat pukul enam pagi kami berangkat dengan ransel hitam Export di punggung. Kami naik angkot yang kebetulan lewat, turun pasar Rembang. Kami masih berjalan lagi sekitar seperempat jam atau lebih untuk mencapai Taman Kartini [tentu dengan gerak yang lumayan cepat karena harus mengejar waktu - suamiku masuk kerja di saat para pegawai negeri libur]. Kurang lebih setengah tujuh, bus Sarang-Tayu berhenti di depan muka kami berdua. Kami sepakat naik bus tersebut [walau sebenarnya aku ingin menolak karena bus tersebut terkenal lemottttt - tapi mo gimana lagi, adanya bus yang langsung ke Tayu cuma itu :-(].
Perjalanan dimulai. Lamaaaaaaaa bangeeeeet...Di tengah-tengah pas sampai Kaliori, sopirnya kencing dulu lagi. GubraG!!! Sepanjang jalan menuju Juwana aku terpekur membisu [bukannya tidur, Nok? ]. Sekarang menuju Tayu. Tak banyak yang aku lihat di sana. Hanya sawah, ladang, dan beberapa rumah. Benar-benar suasana desa. Gak bisa bayangin, deh, gimana klo' malam...Jalannya sempit, nggak semulus jalan yang biasa aku lewati sehari-hari. Banyak lubang di kanan kiri. Tak banyak pula alat transportasi yang kutemui. Setelah hampir dua jam, sampai pula kami di penghujung Kota Tayu. Habis. Kami makan sebentar karena perut belum terisi sedari tadi pagi.
Trus lanjut lagi perjalanannya ke Jepara [gak bisa mengingat dengan jelas - Bangsri, mungkin]. Naik bus tiga perempat lagi. Di sepanjang jalan yang berkelok-kelok, sawah, ladang, dan hutan yang menghijau ranau membentang. Pohon karet, jati, padi...Semua terbingkai indah dalam sebuah kekuatan harmoni yang begitu luar biasa. Desiran sang bayu mengepakkan ekor rambutku. Jadi ingat waktu ikut Java News, sebuah tabloid pendidikan yang berbasis di Solo. Ingat waktu jalan-jalan cari berita ke Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Purwokerto, dan Cilacap. Semua hijau. I do luv green .
Hmmm...lumayan jauh juga untuk mencapai kotanya. "Tenang, sebentar lagi sampai. Setengah jam ke depan". Busyet, lama juga...
Setelah menanti selama setengah jam dalam bus yang membawa kami berdua, kami belum sampai juga di tempat tujuan. Wedewwwww... "Masih berapa jam lagi, Mas?", tanyaku dengan intonasi sedikit tak sabar. Dia tertawa kecil. Akhirnya setelah dua jam perjalanan dengan bus yang super lemot, kami sampai juga di dekat Polres [lha emang mo lapor kehilangan barang? Hape lagi, tah??? ]. Cari penginapan di dekat situ, kami harus meminta tukang becak lagi untuk mengantar kami. Hfffff...Udah jam sebelas [pagi ato siang??]. Menjelang Solat Jumat. Aku nggak tau pasti, berapa ongkos yang dikeluarkan untuk perjalanan yang cukup melelahkan ini.
Setelah mengantarkan aku ke penginapan, bayar, dan meletakkan ransel di kamar, suamiku balik lagi ke arah PLTU Tanjung Jati, Jepara. Jauuuuuuuuuhhh. Kami sudah melewati jalur ke arah proyek tersebut tadi. Mpe sana jam berapa, ya?
Dia bilang mau balik dari proyek jam lima sore. Huh...di kamar aku termangu dalam sepi. Mendengarkan musik via MP5 [lagu-lagunya Jordin Sparks - I got two favorite songs, i.e. No Air and No Parade] sambil tiduran, akhirnya ketiduran juga [baca: tidur dengan tidak sengaja-Red]. Sebelumnya aku sempat jeprat-jepret "hal-hal" di sekitar sana.
Pukul setengah dua siang bangun. Lapar menyerang. Aku masih diam. Cuma makan wafer satu. Selesai solat Zuhur, aku masih bermalas-malasan di bed [sambil nyusun strategi kemana sebaiknya aku cari makan]. Kebetulan kamarku di atas. Aku melongok-longok sebentar ke bawah. Aha!!! Great!!! Di depan ada Indomaret plus warung jus. Aku turun. Setelah nitip kunci ke resepsionis, aku beringsut keluar, beli sabun, pasta gigi, air mineral 1500 ml, majalah ... Bayar ke kasir, aku tanya tempat makan yang paling dekat. Dapat juga nih! Sayur asem is still my fave cuisine hehe... Jalan lagi balik ke penginapan.
Pukul lima sore lebih dikit lah, suami datang. Mandi, magriban, keluar cari makan. Tarraaaa..We found a stall with several kinds of chinese food!! But we decided to order nasi goreng. Guess what!! It's soooo delicious! Sayang, kurang pedas dikit.
Setelah makan malam, kami jalan kaki lagi ke arah alun-alun Kota Jepara. Nongkrng-nongkrong bentar. Pukul sepuluh malam, kami balik ke penginapan. Isya sudah, kami beres-beres buat esok harinya.
Pukul lima pagi kami bangun. Mandi, subuhan, trus check out. Naik becak ke terminal [padahal deket, dientol ongkosnya!], cari bus ke arah mess suami [proyek masih 10 km lagi dari mes]. Yah...ternyata bus tersebut lewat alun-alun. Sial! Kena deh dikerjain ma tukang becak & petugas penginapan. Masuk ke arah mess, kami masih harus pake angkot lagi, kemudian jalan kaki. Lumayaaaaaaaan...olahraga! Akhirnya sampai juga.
Kenalan dengan bapak mess, mbak yang jaga mes, dan teman-teman suami, trus sarapan. Ditinggal kerja lagi duehhhh...Di mes aku cuma nonton tivi plus tiduran [eh, tidur beneran]. Tengah hari makan siang di mes pake ayam goreng plus tumis kacang. Solat Zuhur, tidur lagi...Bosen!!!
Pukul tiga sore suamiku kembali dari kerja. Tunggu Asar hingga setengah empat, trus kami siap-siap berangkat ke Semarang. Jalan kaki sampai ke gang depan, lurus lagi hingga di halte bus. Naik bus kecil [sampai mana...lupa nama tempatnya], dilanjut naik bus tiga perempat headed towards Semarang. Bener-bener. Bus full, bau keringat di sana-sini. Laju biasa [mendekati lemot]. Di tengah perjalanan, kalau gak salah di Demak, kami dioper ke bus besar [Lasem - Semarang]. Full juga! Alhamdulillah, akhirnya kami dapat tempat duduk. Thanks, God!
Kami mencapai Terminal Terboyo pukul setengah tujuh malam. Kami berdua menunggu bus jurusan Solo sambil ngobrol sana-sini tak karuan. Dapat juga, deh! Bandung-Solo. Ini sama juga dengan bus-bus sebelumnya. Sama lemotnya. Masuk tol, baru bus melaju cukup kencang. Enak-enak menikmati udara dan pemandangan Semarang yang hilly di malam hari, tiba-tiba bus berhenti. Ternyata dia mau nampung manusia-manusia operan dari bus sebelumnya yang akan kutumpangi, tapi gak jadi. Untung saja. Bus di depan busku mogok. Yah...full lagi, deh! Dan pukul sepuluh malam lebih, kami sampai di Kota Solo tercinta.
Aku dan suami naik ojek menuju ke rumah om suamiku yang berprofesi sebagai dokter [kaya'nya juga dosen di UNS]. Kami bermalam di sana. Bangun di pagi hari, bercengkerama sebentar, jeprat-jepret, trus ke Pasar Nonongan, PGS, dan Keraton Solo diantar sepupu suamiku dan pacarnya. What a gr8 day!!!!
Pukul setengah tiga sore. Kami mengakhiri perburuan di Solo. Jam tiga naik bus patas Solo-Semarang. Hujan. Makin sejuk. Setengah tujuh kami sampai di Terboyo. Langsung kami berdua berburu Sinar Mandiri. Dan tiga setengah jam berikutnya kami menginjakkan kaki di rumah tercinta [rumah ortu hehe].
From Rembang with Love, June 3, 2010